Mbah Priok disebut sebagai penyiar Islam yang lahir pada 1727 di Palembang dan kemudian pergi ke Batavia setelah dewasa untuk menyebarkan agama Islam.
Ia meninggal pada 1756 dalam usia 29 tahun sebelum sampai ke Batavia. Mbah Priok kemudian dikubur dekat pantai dengan nisan kayu dayung berhias priok nasi di sisi makamnya. Kayu dayung itu pun cepat tumbuh menjadi pohon tanjung. Dari sanalah nama Tanjung Priok muncul.
Nama Habib Hasan Al Haddad alias Mbah Priok mungkin sukar dilepaskan kaitannya dengan nama Tanjung Priok. Beberapa sumber bahkan menyatakan nama pelabuhan di Jakarta Utara itu berasal nama Mbah Priok.
Alhamdulillah pada kesempatan yang berbahagia ini, Selasa 14 Januari 2020, sekitar pukul 09.00 Keluarga besar Pondok Al Anwar bisa berziarah ke makam Mbah Priok.
Bahkan selesai ziaroh langsung di sambut oleh cicit Beliau, Habib Ali. Panjang lebar beliau memberikan nasehat kepada para santri. Selain itu beliau juga menceritakan sejarah leluhurnya tersebut secara singkat.