Dalam sejarah
Pacitan, Agama Islam mengalami perkembangan dan penyebaran yang pesat berkat andil tiga tokoh Islam yaitu Ki Ageng Petung, Ki Ageng Posong, dan Syekh Maulana Maghribi. Kedatangan ketiga ulama tersebut sekaligus pada akhirnya mengakhiri hegemoni kekuasan Ki Ageng Buwono Keling yang notabene beragama Hindu, yang merupakan agama nenek moyang di kerajaan Majapahit.
Setelah peristiwa besar pembunuhan Ki Ageng Buwono Keling, kita akan menemukan fakta yang menarik, bahwa pada akhirnya ideologi baru telah tumbuh dan berkembang pesat, ideologi baru dalam bentuk Agama Islam menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat Pacitan. Dan sebenarnya kalau dicermati secara mendalam, masa – masa tersebut memang masa dakwah Islam yang dibilang berhasil mengislamkan, dan yang terpenting adalah memasyarakatkan Islam sebagai rahmatan lil alamin bagi masyarakat Pacitan pada khususnya, dan juga perkembangan Islam di Jawa pada umumnya.
Akar mula Islam muncul dan berkembang di Pacitan seperti yang penulis jelaskan dalam sub-bab sebelumnya, tak lepas dari peran Kesultanan Demak yang memang waktu itu menjadi mercusuar peradaban dan penyebaran Islam di Jawa, dengan walisongonya. Lalu sosok yang memiliki peran signifikan terhadap penyebaran Pacitan sekaligus terbukanya hutan belantara di wilayah ini adalah Adipati Wengker Bathara Katong yang mengutus ketiga muridnya untuk membuka lahan disini. Peran Bathara Katong sangat krusial mengingat beliau adalah seorang ulama yang pada waktu itu berasal dari keluarga Kerajaan yang beragama Hindu.
Demikianlah sejak peristiwa perang Ki Buwono Keling dengan ulama islam, dari saat itulah maka daerah Wengker selatan atau Pacitan dapat dikuasai oleh Ki Ageng Petung, Ki Ageng Posong dan Syeikh Maulana Maghribi, sehingga dengan mudah ulama – ulama tersebut dapat mensyiarkan Agama Islam secara menyeluruh kepada rakyat hingga beliau mangkat dan dimakamkan di Pacitan. sumber: Pacitan.com