BJ Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia tutup usia pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB pada usia 83 tahun. Kabar duka itu disampaikan oleh Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dr Terawan Agus Putranto. BJ Habibie berpulang usai dirawat intensif di RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September 2019.

Indonesia Berduka, bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh pelosok tanah air. Indonesia benar benar berduka. Satu putra terbaik ibu pertiwi telah pergi selama-lamanya. Lompatan teknologi atas pemikiran beliau telah mampu mensejajarkan Indonesia dengan Negara-negara maju lainnya. Bapak Tekhnologi sangat pantas disematkan kepada Beliau.

Kabar meninggalnya BJ Habibie  tak hanya menorehkan duka bagi Tanah Air, tapi juga negara lain. Itu terbukti Sejumlah media asing dunia turut memberitakan kepergiannya ke haribaan sang pencipta.

Tak hanya dimuat media Asia, kepergiannya juga jadi sorotan sejumlah portal berita dari Benua Australia, Eropa, hingga Amerika.

Dari Asia, media online ternama Singapura, The Straits Times, mengabarkan kepergian mendiang Presiden Indonesia ke-3 itu dengan tulisan bertajuk “Former Indonesian president Habibie, who described

BJ Habibie merupakan salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Indonesia dan juga Presiden ketiga Republik Indonesia, dialah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.

Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak.

“Berperilakulah seperti mata air yang memberikan kehidupan bagi banyak orang, itu yang dipesankan ayah saya waktu saya kecil. Oleh karena itu, saya juga ingin next generation ini akan lebih baik. Harus ada pembaharuan SDM, harus selalu lebih baik dari satu generasi ke generasi yang lain. Inilah pentingnya imtak dan iptek ini, untuk mengawal kita jadi negara yang besar,” sepenggal cerita  Habibie di gedung MPR RI, Jakarta Pusat, pada hari Selasa 22/8/2017.

Keluarga Besar Pondok Pesantren Modern Al Anwar ikut berbela sungkawa yang sedalam dalamnya atas kepergian Beliau. Semoga di tempatkan di surganya Allah SWT. Diterima amal kebaikan dan di ampuni segala kesalahannya. Amin.

Share.

Comments are closed.

Exit mobile version