Sebagai puncak berakhirnya kegiatan belajar mengajar, Pondok Pesantren (PP) Modern Al-Anwar Pacitan menggelar kegiatan haflah akhir sanah pada Kamis (16/06).
Kegiatan yang digelar di halaman PP. Modern Al-Anwar Pacitan ini mengangkat tema “Al-Anwar Merajut Kebhinekaan, Bersama Memajukan Bangsa”.
Dalam sambutannya, Ustadz Abdul Manan Anwar, pimpinan PP. Modern Al-Anwar Pacitan menekankan kepada wisudawan bahwa jangan pernah puas dengan pencapaian ilmu yang diperoleh selama belajar di Pesantren, namun sebagai santri selalu membuka wawasan keilmuan dimanapun berada.
“Semakin ilmu kalian gali, betapa semakin terasa bodohlah kalian. Carilah selalu ilmu-ilmu yang ada dimanapun kalian berada”, katanya.
Dalam kesempatan ini pula, KH. Luqman Harist Dimyati yang didaulat sebagai pembicara menekankan bahwa alumni pesantren merupakan merupakan kader yang siap untuk diterjunkan menjawab kebutuhan masyarakat dan bangsa ini.
Dia juga menambahkan bahwa melalui Robithoh Ma’ahid Islamiyyah (RMI), stigma pesantren sebagai pendidikan konvensional harus dilawan dengan mengenalkan pesantren sebagai pendidikan kelas menengah keatas.
“Pesantren itu sesuatu sekali di republik ini. Sudah saatnya pesantren menjadi satuan pendidikan unggulan”, tegas koordinator nasional Gerakan Ayo Mondok ini.
Kegiatan haflah akhir sanah yang digelar dengan sangat meriah ini, merupakan moment wisuda santri dan sekaligus sebagai ajang pentas kreasi santri. Banyak hal-hal yang luar biasa dalam sebuah proses kreatif yang ternyata juga bisa dilakukan oleh seorang santri.
Terlihat dari penyajian tampilan kreasi seni mulai dari musik islami kontemporer, musik band, tari-tarian nusantara, pementasan teater dua bahasa dan suguhan atraksi beladiri santri.
Seperti yang disampaikan Muhammad Abdurahman, selaku ketua panitia pelaksanaan Haflah tahun 2022, bahwa PP. Modern Al-Anwar terus menggali potensi-potensi santri. Selain potensi akademik juga potensi non akademik. Terbukti dengan penampilan pada acara tersebut, bahwa santri juga mampu untuk berproses kreatif.
“Kita harus buktikan kepada masyarakat bahwa pesantren bukanlah penghalang untuk bisa mengikuti perkembangan arus zaman. Justru pesantren menjadi pondasi anak untuk menjawab tantangan zaman”, ujarnya menutup pembicaraan.