Telah tiba hari perpulangan yang dinanti-nanti oleh para Santri Ponpes Modern Al Anwar Ploso Pacitan. Libur panjang dalam rangka hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Masa liburan Santri Ponpes Al Anwar Pacitan kurang lebih empat minggu lamanya, yakni mulai tanggal 17 Ramadan 1444 H./ 8 April 2023 hingga15 Syawal 1444 H./6 Mei 2023 M, kecuali OPPM yang harus melaksanakan piket di Pesantren.
Rasa senang tentu menyertai hati mereka karena bisa berlibur ke rumah bersama keluarga, sekaligus me-refresh kembali baik fikiran dan tenaga.
Pagi tadi, mulai pukul 08.00 para wali santri sudah berbondong-bondong memenuhi parkiran Ponpes Modern Al Anwar Pacitan untuk menjemput anaknya.
Terpancar raut para wali santri yang menjemput sangat antusias untuk bertemu dengan dambaan hatinya, begitu juga para santri yang semringah menanti perijinan dari bagian kepengasuhan.
Selepas menunaikan shalat jamaah shubuh, para santri pun langsung bergegas menata barang-barang yang akan dibawa ke rumah dan segera berseragam rapi sesuai dengan aturan pondok.
Semua santri dan dewan guru berkumpul di masjid Al Anwar untuk mendengarkan arahan dari pengasuh pondok, Ust. Abdul Manan Anwar, BA.
“Jadilah santri meskipun di rumah, aplikasikan ilmu yang kalian dapat selama mengaji kitab di pesantren, tambah hormat kepada orang tua, junjung tinggi adab sopan santun di manapun berada, termasuk adab sopan santun dalam bermedia sosial”
Begitu sekelumit pesan yang di sampaikan pengasuh pesantren.
Kegiatan di masjid di akhiri dengan muwadaah atau bersalaman bersama.
Selanjutnya santri menuju ke ruangan yang telah di tentukan untuk mengurus administrasi perpulangan, mereka tidak langsung pulang begitu saja, melainkan harus melewati tim screening dari pesantren melalui ustad dan Ustadzah yang di bantu OPPM untuk memastikan mereka pulang dengan keadaan rapi dan sesuai peraturan perpulangan.
Rasa bahagia dan haru pun bercampur jadi satu diantara kerumunan para wali santri saat itu. Ada yang sudah bertemu anaknya, ada juga yang masih menanti-nanti anaknya keluar dari gerbang.
“Perasaan saya hari ini ketika bertemu dengan ananda sangat deg-degan, sampai-sampai sejak tadi malam saya tidak bisa tidur menanti kapan datangnya waktu shubuh,” imbuh Bapak Sigit, wali santri dari Jakarta dengan wajah ceria.