Festival Rontek Pacitan tahun 2025 berlangsung selama tiga hari, 5-7 Juli 2025, kegiatan tersebut diikuti oleh 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pacitan dan 3 perwakilan peserta tingkat pelajar SMA sederajat.
MA Al Anwar yang merupakan lembaga pendidikan setara SMA yang ada di Kabupaten Pacitan menjadi salah satu perwakilan lembaga pendidikan yang ada di bawah kementerian agama.
Rontek “Aksoro” merupakan kesenian Rontek hasil karya keluarga besar pondok Al Anwar yang ikut tampil dalam festival Rontek tahun 2025.

“Nderek Mbah Kyai” merupakan tema yang diusung dalam tampilan Rontek yang ikut dalam festival tersebut.
Seni teatrikal yang memvisualisasikan peran tokoh Mbah Kyai dalam perjuangan syiar Islam disuguhkan dalam bentuk seni peran yang diikuti dengan irama tabuh tabuhan dari bambu, rebana, beduk dan gong.
Iringan sholawat badar yang diteruskan dengan lagu Jawa Padang bulan menggambarkan perjuangan dalam mensyiarkan Islam sampai mewujudkan sebuah keberhasilan dalam bingkai pondok pesantren modern Al Anwar.
Tampilan diakhiri dengan mahalul qiyam yang merupakan perwujudan dari rasa syukur atas semua pemberian dari yang maha kuasa.
“Alhamdulillah, berkat semangat kebersamaan, kekompakan latihan yang tidak sampai satu Minggu sudah bisa menyuguhkan sajian yang begitu luar biasa, sederhana dan tidak harus banyak biaya” begitu di sampaikan salah satu tim rontek, ust. Winarto.

Selesai melakukan atraksi tampilan di depan juri, Mars syubbanul Wathon menggelora mengawali perjalanan runtek Aksoro Pondok Pesantren Modern Al Anwar menyusuri jalan yang telah ditentukan panitia.
Apresiasi melalui pesan WA disampaikan langsung oleh Bapak Kasi Pendma Kantor kementerian agama Kabupaten Pacitan, Bapak Wisnu Bowo
“Alhamdulillah ya Allah, Luar biasa Penampilan Al Anwar malam hari ini.
a.n. Kantor Kementerian Agama – Sie Pendma – KKM MA Kab mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas curahan ide – waktu – tenaga – biaya dan semuanya untuk mensukseskan program Festival Rontek Th 2025. Sukses & Berkah selalu untuk Al Anwar Ploso”