Keteladanan sangat diperlukan karena tidak jarang nilai-nilai yang bersifat abstrak tidak dapat dipahami. Hal yang bersifat abstrak dijelaskan dengan perumpamaan yang konkrit.
Keteladanan juga diperlukan karena memiliki kemampuan yang sangat besar dalam mentransfer nilai, sifat dan karakter. Dalam kehidupan sehari-hari terlihat bahwa keteladanan yang diberikan oleh orang-orang yang dinilai baik dan terhormat, bisa menjalar dengan cepat dan mudah di tengah-tengah masyarakat.
Dalam dunia pendidikan nilai dan spiritualitas, permodelan atau memberikan teladan merupakan strategi yang banyak digunakan karena dianggap efektif dalam membentuk karakter peserta didik.
Bahkan menurut Suwandi, pakar pendidikan dalam bukunya menyebutkan bahwa pendekatan modeling, keteladanan atau uswah yang dilakukan oleh pendidik lebih tepat digunakan dalam pendekatan karakter di sekolah. Dalam hal ini karakter merupakan perilaku (behavior) dan bukan pengetahuan sehingga untuk dapat diinternalisasi oleh peserta didik maka harus diberikan model atau diteladankan disamping diajarkan dengan cara yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
Jadi peserta didik membutuhkan contoh nyata, bukan hanya contoh-contoh yang tertulis dalam buku pelajaran mereka.
Perlu adanya teladan dari seorang yang dinilai oleh peserta didik sebagai tokoh yang diidolakan, sehingga didalam Al-Qur’an juga ditegaskan pentingnya meneladani akhlaq Rosululloh SAW sebagai sebaik-baik teladan yang ada di muka bumi ini.
Bahkan sejarawan Inggris terbesar dizamannya Edward Gibbson (1737–1794) dalam bukunya History Of The Saracen Empire(London, 1870) berkata “Kesuksesan kehidupan Muhammad yang luar biasa disebabkan semata-mata oleh kekuatan akhlaq tanpa pukulan pedang. Memorinya sangat besar dan kuat, sikapnya sederhana dan ramah, imajinasinya agung, keputusannya jelas, cepat dan tegas. Dia memiliki keberanian berpikir maupun bertindak”.
Rosululloh Muhammad SAW telah memperlihatkan akhlaq mulia sepanjang hayatnya. Beliau adalah oarng yang paling baik tingkah lakunya, pemuda yang paling bersih, manusia yang paling zuhud, prajurit yang paling berani dalam membela kebenaran, teladan yang terbaik bagi orang-orang sholeh dan juga bagi para pendidik.
Adapaun jalan terbaik menuju kesuksesan adalah meniru/mencontoh orang yang sukses. Hal ini adalah konsep Nero-Linguistic Programming, sebuah konsep yang berbasiskan pada premis bahwa setiap manusia memiliki sistem saraf yang sama, karena itu segala sesuatu yang dapat anda lakukan, maka saya juga bisa melakukannya, yaitu dengan meniru/mencontohnya.
Hal ini berarti bahwa dengan mencontoh dan menirukan orang yang telah sukses maka akan lebih mudah bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan sebagaimana kesuksesan yang telah diraih oleh orang sukses yang dicontoh dan ditiru itu.
Selain keteladanan dari tokoh yang diidolakan, maka yang lebih penting lagi adalah keteladanan dari pendidik (guru) terhadap peserta didik (murid). Keteladanan guru merupakan kunci keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak didik.
Hal ini karena pendidik (guru) adalah figur terbaik dalam pandangan peserta didik (murid) yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri pada segala aspek kehidupannya, atau figur pendidik tersebut akan terpatri dalam jiwa dan perasaanya dan tercermin dalam ucapan dan perbuatannya.
Dalam pendidikan karakter memberikan teladan merupakan langkah yang sangat tepat karena karakter merupakan perilaku (behavior) dan bukan pengetahuan. Sehingga dibutuhkan sosok yang bisa menjadi teladan bagi para murid sebagai teladan di lingkungan sekolah mereka.
Semakin dekat sosok teladan bagi murid maka semakin mudah dan efektif pendidikan karakter dijalankan di lingkungan sekolah.