Walaupun sudah masuk Bulan Desember tetapi Kekeringan masih melanda beberapa daerah di Pacitan. Puluhan desa di Kota 1001 Gua pun mengalami krisis air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, warga mengandalkan pasokan air dari tangki keliling.
Ikatan Alumni Al Anwar Tergerak ikut meringankan beban warga, mereka menyalurkan air bersih ke kantong-kantong kekeringan. Salah satunya di Dusun Sono Desa Kalikuning Kecamatan Tulakan Pacitan
“dengan menyewa kendaraan engkel para alumni mencoba untuk mengangkut air sampai di tujuan, mengingat medan yang sulit maka kami lebih memilih menyewa engkel dari pada ada resiko” . begitu disampaikan oleh Muhammad Abdurahman, pencetus ide social tersebut.
Semoga nantinya kegiatan sosial ini terus berlanjut untuk menambah nilai dan menanamkan rasa kepedulian sesama warga..
Boinah (50), salah satu warga mengaku sangat terbantu oleh fasilitas baru tersebut. Akses menuju penampungan air yang semakin mudah dengan sendirinya mengurangi ongkos pembelian air. Karena kendaraan langsung bias mendekat ke lokasi warga.
Perempuan yang tiap hari bekerja sebagai buruh srabutan tersebut mengaku, selama ini menghabiskan 2 sampai 3 tandon air per bulan. Padahal itu hanya digunakan untuk minum dan memasak. Sedangkan untuk keperluan mandi, dirinya menggunakan sisa air sumber. Tentu saja debitnya jauh dari cukup.
Untuk diketahui, harga air tiap tandon mencapai Rp 80 ribu. Saat kemarau panjang seperti saat ini, tentu saja kebutuhan air berlipat ganda. Hal tersebut memaksa Misti dan warga lain lebih sering merogoh kocek. Pengeluaran pun jauh lebih besar.
“Itu cuma untuk minum dan masak. Nyuci ndak. Kalau mandi ke belik (sumber air),” ucap Misti saat berbincang dengan detikcom saat mengantre pembagian air.