Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Facebook Twitter Instagram
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    • Profil
      • Sejarah Berdiri
      • Visi dan Misi
      • Staf Pengajar
      • Kebijakan Privasi
    • Berita

      Al Qomsinah, Terbaik Pertama Festival Rebana Klasik 2023

      20 Februari 2023

      Ust. Abdul Manan Membuka Langsung Festival Rebana Klasik 2023

      19 Februari 2023

      Perpulangan Santri Al Anwar Musim Libur Semester Satu.

      26 Desember 2022

      MGMP Bahasa Indonesia adakan Pelatihan PKB.

      8 Desember 2022

      Upgrading Pengelola BLK Komunitas Program Inkubasi Kewirausahaan.

      22 November 2022
    • Kegiatan

      Menjelang Ramadhan, Ustad dan Ustadzah Al Anwar Adakan Ziaroh Wali Pacitan

      22 Maret 2023

      Pramuka, Sarana Pembentukan Kader yang Fundamental

      9 Februari 2023

      Gus M. Farhi Asna, Lc, Narasumber Seminar Santri Al Anwar Tahun 2022.

      23 Desember 2022

      Al Anwar Gelar Pembacaan Maulid dan Istighotsah.

      31 Juli 2022

      Al Anwar Gelar Upacara Penerimaan Tamu Ambalan

      23 Juli 2022
    • Aqidah Akhlaq

      Al Anwar Ikuti Kegiatan Implementasi Manajemen Mutu Lebaga Pelatihan

      28 September 2021

      Al Anwar Peringati Hari Pramuka.

      14 Agustus 2021

      Bambang, Pria Sederhana Nahkodai OPPM Al Anwar

      2 Maret 2021

      Prestasi Santri di Tengah Pandemi

      26 Oktober 2020

      Disiplin dan Sungguh-sungguh, Kunci Kesuksesan

      20 Juli 2020
    • Tarikh

      Mengenang Tujuh Hari Berpulangnya KH Burhanuddin. HB.

      21 Maret 2023

      Pers dan Perjalan Sejarah Pers Indonesia

      9 Februari 2023

      Selamat Hari IBU dari Kami Al Anwar

      22 Desember 2021

      Sejarah, dan Harapan Pancasila untuk Indonesia

      1 Juni 2021

      Syeh Panjalu dan Situ Lengkong

      15 Januari 2020
    • Khazanah

      Sade dan Keramahan Warganya Yang Luar Biasa.

      11 Februari 2023

      Masjid Apung, Ikon Baru wisata Religi di Pacitan

      2 Januari 2022

      Pacitanos, Kopi Khas Pacitan

      19 Desember 2021

      Al Anwar Beri Penghargaan Santri Berprestasi

      17 Desember 2021

      Al Anwar Hadiri Sosialisasi Khidmah Mahasantri

      28 September 2021
    • Kronika

      Gaplex Kaos Khasnya Pacitan

      20 Februari 2023

      BLKK Al Anwar Pacitan

      10 November 2021

      PODCAST OPOP di Pondok Pesantren Al – Anwar Pacitan

      14 Agustus 2021

      Live Stream (sesi 1) LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELANTIKAN PENGURUS OPPM Masa Khidmat 2021-2022

      5 April 2021

      Siaran Langsung Debat Publik, Calon Ketua OPPM tahun 2021/2022

      4 Maret 2021
    • Fiqh

      Doa Memasuki Bulan Rojab

      3 Februari 2022

      Khutbah Bulan Rojab, Derasnya Tetesan Kebaikan pada Bulan Rajab

      25 Februari 2020

      Masjid Kubah Emas.

      14 Januari 2020

      Rabiul Awal, Bulan Mulia, Bulan Kelahiran Rasulullah SAW

      29 Oktober 2019

      Doa Bulan Safar

      3 Oktober 2019
    • Opini Santri

      Pentingnya Sinergi Alumni dan Lembaga Pendidikan

      19 Desember 2021

      Buku, Membaca dan Kepribadian

      17 Februari 2021

      Pesantren, Pemuda dan Sumpah Pemuda,

      28 Oktober 2020

      Surat Cinta dari Santri untuk Negeri

      22 Oktober 2020

      Pesantren, Pendidikan Berasrama dengan Banyak Kelebihan

      29 Juni 2020
    • Sastra Santri

      Al Anwar dan Hadrah Syamsussyumus

      13 Februari 2022

      Untukmu Pahlawanku, dari kami santri Al Anwar

      10 November 2021

      Tak Dikenal

      19 Agustus 2019

      Mahligai Surga itu ada di Samping Kita

      22 Juni 2019

      Kita dan Santri

      9 Mei 2019
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Headline: Dakwah dan Fenomena Ustadz Seleb
    Opini Santri

    Dakwah dan Fenomena Ustadz Seleb

    1 Juni 20184 Mins Read

    BANYAK BICARA MINIM AKSI NYATA
    Jangan tertipu oleh orang yang membacakan Al-Quran. Tapi lihatlah kepada mereka yang bertindak sesuai dengan Al-Quran itu (Umar bin Khattab)

    Dakwah secara harfiah berarti “ajakan” (kepada agama). Makna dakwah yang luas, kini seringkali mengalami penyempitan dan pendangkalan yakni hanya berupa dakwah bil lisan macam pidato, khotbah dan tabligh akbar. Dakwah sesungguhnya kewajiban semua orang bukan hanya monopoli segelintir orang maupun golongan.

    Singkatnya dakwah model ini menempatkan masyarakat seperti wadah kosong yang menunggu untuk diiisi pesan-pesan moral hingga wacana surga dan neraka. Dakwah model ini mengamini komunikasi hanya dari satu arah dan mengandaikan masyarakat sebagai objek pendengar yang pasif.

    Menurut Yudi Latif (1999) Mode dakwah semacam ini tidak dapat berfungsi sebagai panggung analisis kritis dan refleksi. Setelah kenyang menyantap santapan rohani, masyarakat lantas puas dan bubar. Ia hanya berteriak-teriak menggembar-gemborkan misi Islam tanpa menciptakan perkembangan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

    Tehnologi baru dan arus informasi yang mengalir cepat digabungkan dengan arus urbanisasi dan meningkatnya kelas menegah muslim memunculkan segelintir ustadz-ustadz seleb yang menghiasi layar kaca maupun layar smartphone kita hari ini. Sebut saja ustadz Hannan Attaki hingga yang paling fenomenal ustadz Abdul Somad.

    Akun media sosial hingga situs berbagi video youtube menjadi alat yang jitu untuk menyebarkan pesan dakwah mereka. Sehingga melambungkan nama mereka hingga dikenal oleh khalayak luas. Kemunculan ustadz seleb ini menggeser peran pendakwah tradisional yang cenderung berjarak, hirarkis dan kaku. Sebaliknya ustad seleb hari ini menawarkan gaya bahasa sehari-hari dan membincang tema-tema yang ringan dan dekat dengan kehidupan muslim kelas menengah macam pacaran, pakaian hingga urusan diet.

    Asef Bayat dalam bukunya Making Islam Democratic: Social Movements and the post-islamist Turn (2007) menjelaskan kecenderungan dakwah para penceramah di Mesir yang menargetkan lapisan menengah dan kelas-kelas kaya untuk meraih popularitas. Secara khusus Bayat menganalis fenomena tenarnya ustadz seleb Amr Khalid pada akhir tahun 1990-an. Apa yang dijelaskan oleh Bayat mungkin sejalan dengan fenomena ustadz seleb yang ada di Indonesia sekarang ini.
    Dari sederatan ustadz seleb yang muncul hari ini ustadz Abdul Somad merupakan ustad seleb yang paling fenomenal. Akun medsosnya diikuti oleh jutaan pengikut, akun youtube-nya selalu ditunggu oleh masyarakat. Kharismanya dapat membius sederet pesohor negeri ini mulai dari politisi hingga artis macam Zulkifli Hasan hingga Syahrini.

    Ceramahnya yang khas dengan gaya tutur logat melayu dan bahasa tegas, terkadang juga diselingi humor menarik segelintir minat masyarakat Indonesia. Ustadz somad bak superman yang dapat memberikan solusi cepat dan jitu, apapun pertanyaan yang dilontarkan oleh pendengarnya ia pasti akan menjawab dengan enteng dan cepat. Maklum, latar belakangnya yang lulusan Al-Azhar kairo serta dosen di UIN Riau mempertegas tingkat keilmuan agamanya.

    Namun, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan para pendengarnya yang disertai dengan pendasaran dalil nash dari Al-Quran, Hadist, Ijma’ Hingga Qiyas apakah dakwah itu cukup efektif? Bagaimana hasil dakwah tersebut diukur, dinilai dan dievaluasi tingkat keefektifanya? Bisakah problematika riil umat hari ini diselesaikan dengan hanya menggunakan dakwah cuap-cuap?

    Pertanyaan itu mungkin tidak dapat dijawab oleh dakwah dengan model bil lisan ini, namun bisa dijawab dengan dakwah bil hal yakni dakwah melalui aksi nyata. Mengubah situasi masyarakat ke situasi lebih baik, mengubah keadaan miskin ke keadaan sejahtera, mengubah keadaan bodoh ke keadaan yang cerdas dan mengubah dari keadaan kelaparan menjadi keadaan yang kenyang.

    Negeri kita sekarang ini minus dakwah dengan aksi nyata dan surplus dakwah dengan banyak bicara. Banyak ustadz yang mau enaknya tapi enggan susah bersama. Banyak ustadz dekat dengan pesohor, elit dan kelas menengah karena memperoleh simbiosis mutualisme berupa materi dan popularitas dan justru jauh dengan tangisan dan ratapan kaum tak berpunya karena tak memperoleh keuntungan apa-apa.

    Sejatinya dakwah adalah mengajak orang untuk menegakkan amar makruf nahi munkar menegakkan kebenaran dan mencegah perbuatan yang mungkar. Ketika banyak orang kecil dirampas tanahnya, di kibuli penguasa dan dibully karena menolak tunduk kepada negara apakah kau masih nyaman di istana popularitas kaum kelas menengah tadz? Dan enggan membela, menemani dan memihak orang kecil untuk melawan penguasa yang semena-mena?

    Wallahua’lam Bissowab.

    Oleh: Jayyidan Falakhi Mawaza (Alumni PP Modern Al-Anwar)

    Share. Facebook Twitter Email WhatsApp
    Previous ArticleFiqh Mu’amalah
    Next Article Cara Bersikap Salafus Shalih Kepada Sesamanya

    Related Posts

    Pentingnya Sinergi Alumni dan Lembaga Pendidikan

    19 Desember 2021

    Buku, Membaca dan Kepribadian

    17 Februari 2021

    Pesantren, Pemuda dan Sumpah Pemuda,

    28 Oktober 2020
    TERBARU
    • Menjelang Ramadhan, Ustad dan Ustadzah Al Anwar Adakan Ziaroh Wali Pacitan
    • Mengenang Tujuh Hari Berpulangnya KH Burhanuddin. HB.
    • Al Qomsinah, Terbaik Pertama Festival Rebana Klasik 2023
    • Gaplex Kaos Khasnya Pacitan
    • Ust. Abdul Manan Membuka Langsung Festival Rebana Klasik 2023
    Facebook Twitter Instagram

    Hak Cipta © 2023
    PONDOK PESANTREN MODERN AL-ANWAR
    Jl. KH. Hasyim Asy'ari 41 Kelurahan Ploso 63515
    Pacitan, Jawa Timur

    Ketik kata kunci lalu tekan Enter. Batal? Silakan tekan Esc

    Go to mobile version