Close Menu
Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    • Profil
      • Sejarah Berdiri
      • Visi dan Misi
      • Staf Pengajar
      • Kebijakan Privasi
    • Berita

      Hadroh Al Anwar Iringi Pemberangkatan Haji Tahun 2025.

      17 Mei 2025

      Santri Al Anwar, Berpretasi Dalam KEJURPROV PANAHAN 2025

      12 Mei 2025

      Alumni Lirboyo Memberikan Ceramah Halal Bihala Keluarga Besar PPM Al Anwar

      13 April 2025

      14 Trophy  Porseni Tahun 2025 untuk MTs Al Anwar

      12 April 2025

      Temu Alumni Lintas Generasi Pondok Al Anwar. 

      12 April 2025
    • Kegiatan

      MTs Al Anwar, Ikuti Perlombaan Pramuka Penggalang Tingkat Kabupaten.

      27 April 2025

      Lomba Vlog, Porseni MTs 2025

      13 Maret 2025

      Pembukaan Kegiatan Pramuka Pondok Pesantren Modern Al Anwar.

      11 Januari 2025

      Polres Pacitan Memberikan Materi pada Khutbatul ‘Arsy Tahun 2024

      23 Juli 2024

      Kuliah Umum Dalam Rangka Pemantapan Santri Mondok di Al Anwar.

      21 Juli 2024
    • Aqidah Akhlaq

      Al Anwar Ikuti Kegiatan Implementasi Manajemen Mutu Lebaga Pelatihan

      28 September 2021

      Al Anwar Peringati Hari Pramuka.

      14 Agustus 2021

      Bambang, Pria Sederhana Nahkodai OPPM Al Anwar

      2 Maret 2021

      Prestasi Santri di Tengah Pandemi

      26 Oktober 2020

      Disiplin dan Sungguh-sungguh, Kunci Kesuksesan

      20 Juli 2020
    • Tarikh

      Mengenang Tujuh Hari Berpulangnya KH Burhanuddin. HB.

      21 Maret 2023

      Pers dan Perjalan Sejarah Pers Indonesia

      9 Februari 2023

      Selamat Hari IBU dari Kami Al Anwar

      22 Desember 2021

      Sejarah, dan Harapan Pancasila untuk Indonesia

      1 Juni 2021

      Syeh Panjalu dan Situ Lengkong

      15 Januari 2020
    • Khazanah

      Sade dan Keramahan Warganya Yang Luar Biasa.

      11 Februari 2023

      Masjid Apung, Ikon Baru wisata Religi di Pacitan

      2 Januari 2022

      Pacitanos, Kopi Khas Pacitan

      19 Desember 2021

      Al Anwar Beri Penghargaan Santri Berprestasi

      17 Desember 2021

      Al Anwar Hadiri Sosialisasi Khidmah Mahasantri

      28 September 2021
    • Kronika

      Gaplex Kaos Khasnya Pacitan

      20 Februari 2023

      BLKK Al Anwar Pacitan

      10 November 2021

      PODCAST OPOP di Pondok Pesantren Al – Anwar Pacitan

      14 Agustus 2021

      Live Stream (sesi 1) LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELANTIKAN PENGURUS OPPM Masa Khidmat 2021-2022

      5 April 2021

      Siaran Langsung Debat Publik, Calon Ketua OPPM tahun 2021/2022

      4 Maret 2021
    • Fiqh

      Doa Memasuki Bulan Rojab

      3 Februari 2022

      Khutbah Bulan Rojab, Derasnya Tetesan Kebaikan pada Bulan Rajab

      25 Februari 2020

      Masjid Kubah Emas.

      14 Januari 2020

      Rabiul Awal, Bulan Mulia, Bulan Kelahiran Rasulullah SAW

      29 Oktober 2019

      Doa Bulan Safar

      3 Oktober 2019
    • Opini Santri

      Pentingnya Sinergi Alumni dan Lembaga Pendidikan

      19 Desember 2021

      Untukmu Pahlawanku, dari kami santri Al Anwar

      10 November 2021

      Buku, Membaca dan Kepribadian

      17 Februari 2021

      Pesantren, Pemuda dan Sumpah Pemuda,

      28 Oktober 2020

      Surat Cinta dari Santri untuk Negeri

      22 Oktober 2020
    • PSB 2025

      MTs/MA AL ANWAR

      22 Januari 2025
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Headline: Mautul ‘Alim Mautul ‘Alam.
    Berita

    Mautul ‘Alim Mautul ‘Alam.

    7 Agustus 20194 Mins Read

    Abu Umamah r.a. meriwayatkan, bahwa ketika haji wada’ Rasulullah berdiri di atas unta berwarna kecoklatan lalu bersabda : “Wahai sekalian manusia, belajarlah sebelum ilmu itu dicabut dari bumi, ingatlah hilangnya ilmu adalah bersamaan dengan wafatnya ulama. Lalu ada seorang Baduwi bertanya, ya Rasul bagaimana bisa ilmu dicabut dari kita, sedangkan di antara kita terdapat mushaf yang tidak pernah berubah sedikitpun semenjak diturunkan kepada para nabi ? Ibnu Mas’ud berkata : umat ini akan selalu dalam kebaikan selama masih berpegang pada ajaran para sahabat, dan jika mereka berpegang kepada orang-orang bodoh, dan terpecah belah, maka akan binasa.

    Indonesia kehilangan seorang ulama kharismatik sekaligus tokoh Bangsa. KH maimun Zubair atau karib disapa Mbah moen yang merupakan tokoh Nahdlatul Ulama, Ulama kharismatik yang telah wafat di Makkah, saat ibadah haji.

    Beliau, Maimoen bin Zubair bin Dahlan bin Warijo, dilahirkan di sebuah desa bernama Karangmangu, kecamatan Sarang, kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Tepatnya pada Kamis Legi, 28 Sya’ban tahun 1348 H, bertepatan dengan bulan Oktober 1928. Tahun ketika pemuda-pemudi Indonesia bersumpah akan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Beliau diasuh di bawah bimbingan ayah dan kakeknya dari jalur ibu, yakni Kiai Ahmad bin Syuaib bin Abdul Razzaq.

    Pada waktu kehamilan sang ibunda, kakeknya yang bernama Syuaib sowan (berkunjung) kepada KH. Faqih Maskumambang Gresik yang merupakan murid dari Syaikh Mahfudz at-Tarmasi. Beliau sowan untuk minta doa dan bertabaruk agar kelak jabang bayi (cucunya) menjadi orang yang yang tafaqquh fid diin, ahli tafsir,serta ahli dalam ilmu-ilmu agama.

    Pada awal masa kemerdekaan, beliau menimba ilmu di Pesantren Lirboyo Kediri, di bawah bimbingan KH. Abdul Karim, KH. Marzuqi Dahlan, juga KH. Mahrus Aly. Di Kediri, beliau juga menimba ilmu kepada Kiai Ma’ruf Kedunglo yang masyhur sebagai kiai yang ahli riyadhah. Ketika mondok di Lirboyo, beliau juga bertirakat seperti menyedikitkan makan dan tidur, serta sangat bersungguh-sungguh belajar. Beliau mendapat ijazah dzikir dari Kiai Ma’ruf Kedunglo serta berkhidmah kepada Mbah Manab selama mondok. Kurang lebih lima tahun beliau menimba ilmu di Lirboyo.

    Menginjak usia 21 tahun, beliau mengembara ke Mekah. Perjalanan ini diiringi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai ahmad bin Syuaib. Tak hanya satu, semua mata air ilmu agama dihampirinya. Beliau menerima ilmu dari sekian banyak orang ternama dibidangnya. Diantaranya kepada al-muhaddits Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki, Syaikh Hasan al-Masysyath. Sayyid Amin Al-Quthbi, Syaikh Yasin bin Isa al-Fadani.

    Sekembalinya dari Tanah suci, beliau masih tetap ngangsu kaweruh. Beliau meluangkan waktu untuk memperkaya pengetahuannya dengan belajar kepada para ulama besar Tanah Jawa saat itu. Diantara yang bisa disebut namanya ialah Kiai Zubair (ayah beliau), KH Baidlowi bin Abdul Aziz Lasem (mertua beliau), KH. Ma’shum Lasem, KH. Ali Ma’shum Krapyak Yogyakarta, KH. Bisri Musthofa Rembang, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Mushlih Mranggen, KH. Abbas Djamil Buntet Cirebon, Kiai Ihsan Jampes Kediri, KH Abdul Fadhol dan KH. Abul Khair Senori, KH. Bisri Syansuri, Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Malang, Habib Ali bin Ahmad Alattas Pekalongan, KH.. Thahir Rahili Jakarta, KH. Abdul Hamid Pasuruan, KH. Chudlari Tegalrejo, juga KHR. Asnawi Kudus.

    Beliau menikah pertama kali dengan Ny. Fahmiyah binti Kiai Baidlawi Lasem, dikaruniai tujuh anak, empat di antaranya wafat saat masih kecil. tiga lainnya ialah Abdullah Ubab, Muhammad Najih, dan Shabihah. Sepeningggal istri pertama, beliau menikah lagi untuk kedua kalinya dengan Ny. Masthi’ah binti Kiai Idris Cepu Blora, dianugrahi enam putra dan satu putri, yakni Majid Kamil, Abdul Ghafur, Abdur Rauf, Muhammad Wafi, Yasin, Idrar, dan Radhiyyah.

    Pada tahun 1964M/1386H, beliau mendirikan mushalla untuk mengajar masyarakat desa Sarang. Selanjutnya pada tahun 1388H/1964M beliau membangun kamar di samping mushala untuk orang yang menghendaki mondok. Pada 1970, berduyun-duyun santri dari berbagai daerah menghendaki belajar, sehingga berdirilah pondok pesantren yang berlkasi disisi kediaman beliau, yang kini dikenal dengan nama Al-Anwar.

    Kegiatan sehari-hari beliau ialah mengajar santri dengan membacakan kitab-kitab seperti Fathul wahab, Syarah Mahally ‘alal Minhaj, Jam’ul Jawami’, Ihya Ulumudin, dan masih banyak yang lainnya. Khusus pada bulan Ramadhan, beliau mengaji kitab hadits seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Muwattha Imam Malik, Riyadhis Shalihin, atau Al-Adzkarun Nawawi. Untuk hari Ahad, beliau Mengajar masyarakat Sarang dan sekitarnya kitab Tafsir Jalalain yang dihadiri tujuh ribuan orang.()

    *Disarikan dari Buku Oase jiwa 2 (Rangkuman Pengajian Syaikhuna KH. Maimoen Zubair)

    Share. Facebook Twitter Email WhatsApp
    Previous ArticleKeutamaan Ilmu dan Belajar Ilmu Akhlak
    Next Article Haji : Ibadah Suci Atau Ajang Unjuk Diri?

    Related Posts

    Hadroh Al Anwar Iringi Pemberangkatan Haji Tahun 2025.

    17 Mei 2025

    Santri Al Anwar, Berpretasi Dalam KEJURPROV PANAHAN 2025

    12 Mei 2025

    Alumni Lirboyo Memberikan Ceramah Halal Bihala Keluarga Besar PPM Al Anwar

    13 April 2025

    Comments are closed.

    TERBARU
    • Hadroh Al Anwar Iringi Pemberangkatan Haji Tahun 2025.
    • Santri Al Anwar, Berpretasi Dalam KEJURPROV PANAHAN 2025
    • MTs Al Anwar, Ikuti Perlombaan Pramuka Penggalang Tingkat Kabupaten.
    • Alumni Lirboyo Memberikan Ceramah Halal Bihala Keluarga Besar PPM Al Anwar
    • 14 Trophy  Porseni Tahun 2025 untuk MTs Al Anwar
    Facebook X (Twitter) Instagram

    Hak Cipta © 2025
    PONDOK PESANTREN MODERN AL-ANWAR
    Jl. KH. Hasyim Asy'ari 41 Kelurahan Ploso 63515
    Pacitan, Jawa Timur

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

    Go to mobile version