Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Facebook Twitter Instagram
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    • Profil
      • Sejarah Berdiri
      • Visi dan Misi
      • Staf Pengajar
      • Kebijakan Privasi
    • Berita

      Empat Santri Al Anwar Ikut Berlaga di Porprov Jatim.

      18 Juni 2022

      Gelar Haflah Akhir Sanah, Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Pacitan Tegaskan Bahwa Santri Mampu Menjawab Kebutuhan Zaman

      18 Juni 2022

      Haflah Akhir Sanah, Pesantren, Pemerintah dan Masyarakat.

      17 Juni 2022

      Raker 1, FKDT kab. Pacitan

      5 Juni 2022

      Pelantikan Pengurus DPC FKDT Pacitan

      13 Februari 2022
    • Kegiatan

      Awal Tahun 2022, Santri Al Anwar Persembahkan Prestasi untuk Lembaga

      13 Februari 2022

      Santri Al Anwar Berdatangan Sambut Semester Genap

      3 Januari 2022

      Al Anwar, Maksimalkan Latihan Jelang Porseni MA Tingkat Kabupaten

      9 Desember 2021

      Keluarga Besar Al Anwar Peringati Maulid Nabi

      20 Oktober 2021

      Al Anwar Laksanakan Sholat Lidaf’il bala dan Doa Selamat

      8 Oktober 2021
    • Aqidah Akhlaq

      Al Anwar Ikuti Kegiatan Implementasi Manajemen Mutu Lebaga Pelatihan

      28 September 2021

      Al Anwar Peringati Hari Pramuka.

      14 Agustus 2021

      Bambang, Pria Sederhana Nahkodai OPPM Al Anwar

      2 Maret 2021

      Prestasi Santri di Tengah Pandemi

      26 Oktober 2020

      Disiplin dan Sungguh-sungguh, Kunci Kesuksesan

      20 Juli 2020
    • Tarikh

      Selamat Hari IBU dari Kami Al Anwar

      22 Desember 2021

      Sejarah, dan Harapan Pancasila untuk Indonesia

      1 Juni 2021

      Syeh Panjalu dan Situ Lengkong

      15 Januari 2020

      Mengenal Lebih Dekat Tentang Mbah Priuk

      14 Januari 2020

      PGHB, PGI, PGRI, Sejarah Perjalanan Guru Indonesia.

      28 November 2019
    • Khazanah

      Masjid Apung, Ikon Baru wisata Religi di Pacitan

      2 Januari 2022

      Pacitanos, Kopi Khas Pacitan

      19 Desember 2021

      Al Anwar Beri Penghargaan Santri Berprestasi

      17 Desember 2021

      Al Anwar Hadiri Sosialisasi Khidmah Mahasantri

      28 September 2021

      Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah

      13 Mei 2021
    • Kronika

      BLKK Al Anwar Pacitan

      10 November 2021

      PODCAST OPOP di Pondok Pesantren Al – Anwar Pacitan

      14 Agustus 2021

      Live Stream (sesi 1) LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELANTIKAN PENGURUS OPPM Masa Khidmat 2021-2022

      5 April 2021

      Siaran Langsung Debat Publik, Calon Ketua OPPM tahun 2021/2022

      4 Maret 2021

      Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar

      27 Februari 2021
    • Fiqh

      Doa Memasuki Bulan Rojab

      3 Februari 2022

      Khutbah Bulan Rojab, Derasnya Tetesan Kebaikan pada Bulan Rajab

      25 Februari 2020

      Masjid Kubah Emas.

      14 Januari 2020

      Rabiul Awal, Bulan Mulia, Bulan Kelahiran Rasulullah SAW

      29 Oktober 2019

      Doa Bulan Safar

      3 Oktober 2019
    • Opini Santri

      Pentingnya Sinergi Alumni dan Lembaga Pendidikan

      19 Desember 2021

      Buku, Membaca dan Kepribadian

      17 Februari 2021

      Pesantren, Pemuda dan Sumpah Pemuda,

      28 Oktober 2020

      Surat Cinta dari Santri untuk Negeri

      22 Oktober 2020

      Pesantren, Pendidikan Berasrama dengan Banyak Kelebihan

      29 Juni 2020
    • Sastra Santri

      Al Anwar dan Hadrah Syamsussyumus

      13 Februari 2022

      Untukmu Pahlawanku, dari kami santri Al Anwar

      10 November 2021

      Tak Dikenal

      19 Agustus 2019

      Mahligai Surga itu ada di Samping Kita

      22 Juni 2019

      Kita dan Santri

      9 Mei 2019
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Headline: Pentingnya Ilmu untuk Amal
    Fiqh

    Pentingnya Ilmu untuk Amal

    24 Juli 2019Lama baca 3 menit

    Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib bagi siapapun yang mampu melaksanakannya. Artinya, ia harus mencukupi kebutuhannya selama perjalanan haji sampai pulangnya hingga kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya terpenuhi.

    Bagi calon jemaah haji, tentu saja hal yang paling diharapkan oleh mereka adalah kemabruran hajinya. Tak ayal, mereka seringkali meminta doa kepada para kiai agar hajat dan harapannya tersebut dapat terkabul.

    KH Bahauddin Nursalim kerap menerima kedatangan orang-orang yang meminta doa agar hajinya mabrur, tetapi dengan syarat . Ia terlebih dahulu menekankan pentingnya pemahaman dan pengetahuan tentang haji ketimbang doa kemabruran hajinya.

    Setiap kali kedatangan tamu seperti itu, Gus Baha, sapaan akrabnya, bertanya lebih dulu, apakah mereka sudah memahami syarat dan rukun haji. Kalau belum, ia akan meminta mereka belajar.

    Sowan, katanya, mestinya bukan sekadar meminta doa, tetapi diniati juga untuk menggali pengetahuan. “Kiai, saya mau haji, syarat rukunnya apa? Kan saya bisa nerangkan,” katanya.

    Hal-hal pokok demikian, seperti juga syarat rukun tawaf, sa’i, pengertian miqat, dan sebagainya itu mestinya didahulukan. Meskipun bukan berarti tidak perlu menerangkan hal-hal sunahnya.

    Lebih lanjut, Gus Baha’ menganalogikan doa haji mabrur bagi orang yang belum berpengetahuan haji itu sama dengan mendoakan selamat orang yang belum bisa naik motor.

    Mendoakan orang haji mabrur itu seperti orang yang gak bisa mengendarai sepeda motor tapi minta didoakan selamat,” katanya.

    Jadi, menurutnya, keselamatan itu bisa diperoleh jika orang tersebut sudah bisa mengendarai motor. Haji juga demikian. Bisa mabrur dengan memahami berbagai syarat dan rukunnya. “Hajinya gak bisa kok minta didoakan selamat,” katanya.

    Permintaan doa juga sampai ketika Gus Baha’ berada di Makkah. Santri-santri Pondok Pesantren Sarang, Rembang juga pernah memintanya berdoa saat berada di Multazam. Gus Baha dengan tegas menolak, “Moh (gak mau)!”

    Gus Baha’ yang juga pengajar di pondok tersebut meminta balik kepada mereka untuk mengaji lebih dulu. Setelahnya, baru ia akan berdoa untuk mereka jika ingat. Kalau tidak, ia nggak berdoa. “Ngaji dulu. Setelah ngaji, saya doakan kalau ingat. Kalau nggak yaudah.”

    Akhirnya, mereka pun mengaji kitab Sohih Bukhori kepada Gus Baha’ di lantai 3 jam 2 malam hingga Subuh. Barulah setelah itu, kiai yang kerap kali berpeci hitam dan berkemeja putih itu berdoa kepada Allah untuk mereka.

    Doa yang ia panjatkan bukan soal haji atau keinginan mereka yang mungkin belum terwujudkan. Tetapi, Gus Baha’ berdoa agar mereka, para santri tersebut, dapat bermanfaat untuk umat Nabi Muhammad saw dan mau mengajarkan ilmunya.

    “Gusti…..semoga anak-anak ini ada manfaatnya bagi umat Rasulullah. Mau mengajar bukan keduniawian,” harapnya yang kemudian diamini mereka. (Syakir NF/Zunus Muhammad)

    Sumber : https://islam.nu.or.id/post/read/108985/kritik-gus-baha–kepada-mereka-yang-minta-didoakan-hajinya-mabrur.

    Share. Facebook Twitter Email WhatsApp
    SebelumnyaKurikulum, Komponen Penting Lembaga Pendidikan.
    Selanjutnya Bakti Sosial, Bakti Pesantren untuk Lingkungan

    Related Posts

    Doa Memasuki Bulan Rojab

    3 Februari 2022

    Khutbah Bulan Rojab, Derasnya Tetesan Kebaikan pada Bulan Rajab

    25 Februari 2020

    Masjid Kubah Emas.

    14 Januari 2020

    Comments are closed.

    pendaftaran ppdb 2022
    TERBARU
    • Empat Santri Al Anwar Ikut Berlaga di Porprov Jatim.
    • Gelar Haflah Akhir Sanah, Pondok Pesantren Modern Al-Anwar Pacitan Tegaskan Bahwa Santri Mampu Menjawab Kebutuhan Zaman
    • Haflah Akhir Sanah, Pesantren, Pemerintah dan Masyarakat.
    • Raker 1, FKDT kab. Pacitan
    • Awal Tahun 2022, Santri Al Anwar Persembahkan Prestasi untuk Lembaga
    Facebook Twitter Instagram

    Hak Cipta © 2022
    PONDOK PESANTREN MODERN AL-ANWAR
    Jl. KH. Hasyim Asy'ari 41 Kelurahan Ploso 63515
    Pacitan, Jawa Timur

    Silakan ketik dan tekan Enter. Batal? Silakan tekan Esc atau klik tanda X di pojok kanan atas.

    Go to mobile version