Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Facebook Twitter Instagram
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    • Profil
      • Sejarah Berdiri
      • Visi dan Misi
      • Staf Pengajar
      • Kebijakan Privasi
    • Berita

      Perpulangan Santri Al Anwar Musim Libur Semester Satu.

      26 Desember 2022

      MGMP Bahasa Indonesia adakan Pelatihan PKB.

      8 Desember 2022

      Upgrading Pengelola BLK Komunitas Program Inkubasi Kewirausahaan.

      22 November 2022

      MA Al Anwar, Ikuti Kegiatan PKKM Tahun 2022

      9 November 2022

      HSN 2022, Al Anwar Gelar Turnamen Tenis Meja Al Anwar Cup 1.

      30 Oktober 2022
    • Kegiatan

      Gus M. Farhi Asna, Lc, Narasumber Seminar Santri Al Anwar Tahun 2022.

      23 Desember 2022

      Al Anwar Gelar Pembacaan Maulid dan Istighotsah.

      31 Juli 2022

      Al Anwar Gelar Upacara Penerimaan Tamu Ambalan

      23 Juli 2022

      Ust. Ahmad Ma’zum, Motivasi Santri Lewat Kuliah umum,

      19 Juli 2022

      Awal Tahun 2022, Santri Al Anwar Persembahkan Prestasi untuk Lembaga

      13 Februari 2022
    • Aqidah Akhlaq

      Al Anwar Ikuti Kegiatan Implementasi Manajemen Mutu Lebaga Pelatihan

      28 September 2021

      Al Anwar Peringati Hari Pramuka.

      14 Agustus 2021

      Bambang, Pria Sederhana Nahkodai OPPM Al Anwar

      2 Maret 2021

      Prestasi Santri di Tengah Pandemi

      26 Oktober 2020

      Disiplin dan Sungguh-sungguh, Kunci Kesuksesan

      20 Juli 2020
    • Tarikh

      Selamat Hari IBU dari Kami Al Anwar

      22 Desember 2021

      Sejarah, dan Harapan Pancasila untuk Indonesia

      1 Juni 2021

      Syeh Panjalu dan Situ Lengkong

      15 Januari 2020

      Mengenal Lebih Dekat Tentang Mbah Priuk

      14 Januari 2020

      PGHB, PGI, PGRI, Sejarah Perjalanan Guru Indonesia.

      28 November 2019
    • Khazanah

      Masjid Apung, Ikon Baru wisata Religi di Pacitan

      2 Januari 2022

      Pacitanos, Kopi Khas Pacitan

      19 Desember 2021

      Al Anwar Beri Penghargaan Santri Berprestasi

      17 Desember 2021

      Al Anwar Hadiri Sosialisasi Khidmah Mahasantri

      28 September 2021

      Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah

      13 Mei 2021
    • Kronika

      BLKK Al Anwar Pacitan

      10 November 2021

      PODCAST OPOP di Pondok Pesantren Al – Anwar Pacitan

      14 Agustus 2021

      Live Stream (sesi 1) LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELANTIKAN PENGURUS OPPM Masa Khidmat 2021-2022

      5 April 2021

      Siaran Langsung Debat Publik, Calon Ketua OPPM tahun 2021/2022

      4 Maret 2021

      Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru di Pondok Pesantren Modern Al-Anwar

      27 Februari 2021
    • Fiqh

      Doa Memasuki Bulan Rojab

      3 Februari 2022

      Khutbah Bulan Rojab, Derasnya Tetesan Kebaikan pada Bulan Rajab

      25 Februari 2020

      Masjid Kubah Emas.

      14 Januari 2020

      Rabiul Awal, Bulan Mulia, Bulan Kelahiran Rasulullah SAW

      29 Oktober 2019

      Doa Bulan Safar

      3 Oktober 2019
    • Opini Santri

      Pentingnya Sinergi Alumni dan Lembaga Pendidikan

      19 Desember 2021

      Buku, Membaca dan Kepribadian

      17 Februari 2021

      Pesantren, Pemuda dan Sumpah Pemuda,

      28 Oktober 2020

      Surat Cinta dari Santri untuk Negeri

      22 Oktober 2020

      Pesantren, Pendidikan Berasrama dengan Banyak Kelebihan

      29 Juni 2020
    • Sastra Santri

      Al Anwar dan Hadrah Syamsussyumus

      13 Februari 2022

      Untukmu Pahlawanku, dari kami santri Al Anwar

      10 November 2021

      Tak Dikenal

      19 Agustus 2019

      Mahligai Surga itu ada di Samping Kita

      22 Juni 2019

      Kita dan Santri

      9 Mei 2019
    Ponpes Modern Al-Anwar PacitanPonpes Modern Al-Anwar Pacitan
    Headline: Berkumur dan Sikat Gigi Saat Puasa
    Fiqh

    Berkumur dan Sikat Gigi Saat Puasa

    10 Juni 20184 Mins Read

    Bagi kita yang melaksanakan puasa di bulan Ramadan ini tentu lebih menjaga benda-benda luar agar tidak masuk ke dalam mulut. Jika waktu Subuh tiba dan masih ada sisa makanan di mulut, kita harus mengeluarkannya. Mungkin ada juga yang belum sempat membersihkan mulut dengan berkumur atau sikat gigi.

    Dari berbagai sumber yang didapat, berkumur pada waktu puasa, baik dalam rangka berwudlu maupun untuk menghilangkan rasa pahit pada mulut, hukumnya boleh (mubah), apabila cara berkumur tersebut dalam batas kewajaran (tidak berlebihan dan tidak terlalu sering). Akan tetapi, jika berkumur dilakukan secara berlebihan, sehingga dikhawatirkan masuk ke dalam kerongkongan, baik secara tidak sengaja dan atau dilakukan terlalu sering, hingga ia mengesankan ada keinginan menikmati “sisa kumuran”, maka hukumnya makruh. Namun, jika sampai air kumurnya tertelan walaupun tidak terdapat unsur kesengajaan dan tetap dilakukan secara berulang-ulang, maka hukumnya haram dan hukum puasa tersebut batal.

    Sikat gigi secara total (pada seluruh permukaan gigi) di bulan Ramadan hendaknya dilakukan pada malam hari (sehabis buka, sebelum tidur, atau usai makan sahur). Hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan keraguan hati dan persoalan hukum akibat melakukannya. Sedang untuk sikat gigi di siang hari, yakni pada waktu berpuasa, hukumnya boleh, karena tidak ada dalil yang melarangnya. Akan tetapi, para ulama menganggap aktivitas tersebut makruh, karena menimbulkan rasa khawatir adanya percikan yang masuk rongga mulut itu tertelan dan dapat membatalkan puasa.

    Oleh karena itu, jika dirasa memang perlu untuk sikat gigi di siang hari baik, maka hendaknya menyikat permukaan gigi depan saja. Tindakan ini sebagai tindakan preventif terhadap kemungkinan masuknya percikan air ke rongga mulut bagian dalam.

    Di dalam buku al-Bayan Lima Yasyghal al-Adzhan pada bab pembahasan puasa, bahwa terdapat perbedaan pendapat terkait dengan sikat gigi, yang pada zaman dahulu disebut dengan siwak, menggunakan batang kayu arak. Jumhur fuqaha membolehkan (bahkan disunnahkan menurut ulama Hanafiyyah) karena dalam sebuah hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Amir bin Rabiah:

    رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَا أُحْصِيْ يَسْتَاكُ وَهُوَ صَائِمٌ

    “Aku telah melihat Rasulullah apa yang tidak bisa aku menghitungnya yaitu beliau bersiwak dan beliau dalam keadaan berpuasa.”

    Akan tetapi, ulama Syafi’iyah menganggap bahwa bersiwak (sikat gigi) dalam keadaan berpuasa hukumnya makruh sejak tengah hari sampai maghrib. Hal ini didasarkan pada hadis shahih yang diriwayatkan oleh Muslim:

    لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسكِ

    “Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu bagi Allah Swt lebih harum dari bau minyak wangi kasturi.”

    Dari hadis di atas, ditarik sebuah kesimpulan bahwa menghilangkan bau mulut dianggap makruh karena sama halnya dengan menghilangkan bau minyak wangi di sisi Allah Swt.

    Adapun ulama Syafi’iyyah (ulama pengikut madzhab Syafi’i, tapi belum tentu Imam Syafi’i sendiri) menganggap bahwa hal ini kurang tepat. Hadis tersebut adalah hadis yang bernilai tashliyyah yaitu hiburan dari Nabi Saw bagi umatnya, agar tidak minder dengan bau mulut yang tidak enak ketika berpuasa. Tetapi hal ini tidak berarti agar kita membiarkan dengan begitu saja mulut berbau lalu tidak membersihkannya atau bahkan dipamerkan pada teman sepergaulan dengan mendekatkan mulut kita pada hidungnya agar bau kasturi.

    Maka dari itu, sebaiknya kita berusaha membersihkan mulut agar tidak berbau terlalu menyengat. Sebab kita tidak mengetahui apakah mulut kita sangat berbau atau tidak tatkala berpuasa. Ada kemungkinan orang lain mengetahui itu, namun tidak berani menegur karena bau mulut yang tidak enak. Nah, kalau sudah demikian masih berbau ya apa boleh buat, hadis di ataslah sebagai hiburannya.

    Dijelaskan dalam buku Fikih kontemporer karya Prof. Dr. Ahmad Zahro’ bahwa mengenai aktivitas sikat gigi atau berkumur mengurangi pahala atau tidaknya, sungguh sama-sama kita tidak mengetahuinya, karena pahala adalah hal abstrak yang merupakan hak prerogatif Allah Swt.

    Pahala lebih berkait pada suasana hati dan perilaku dalam beribadah (puasa) dan tidak banyak hubungannya dengan simbol-simbol ritual yang bercorak fikih yang lebih menekankan pada sah-tidaknya suatu amalan, sebagaimana dalam perspektif tasawuf. Jadi, sikat gigi atau berkumur tidak mengurangi pahala asal hati kita ikhlas dan perilaku kita baik, dibanding orang yang tidak sikat gigi dan berkumur tetapi hati dan perilakunya kurang baik. (Sumber: Tebuireng Online)

    Share. Facebook Twitter Email WhatsApp
    Previous Article40 Hadis Prinsip Dasar Nahdlatul Ulama
    Next Article Memahami Dua Rukun Puasa

    Related Posts

    Doa Memasuki Bulan Rojab

    3 Februari 2022

    Khutbah Bulan Rojab, Derasnya Tetesan Kebaikan pada Bulan Rajab

    25 Februari 2020

    Masjid Kubah Emas.

    14 Januari 2020
    pendaftaran ppdb 2022
    TERBARU
    • Perpulangan Santri Al Anwar Musim Libur Semester Satu.
    • Gus M. Farhi Asna, Lc, Narasumber Seminar Santri Al Anwar Tahun 2022.
    • MGMP Bahasa Indonesia adakan Pelatihan PKB.
    • Upgrading Pengelola BLK Komunitas Program Inkubasi Kewirausahaan.
    • MA Al Anwar, Ikuti Kegiatan PKKM Tahun 2022
    Facebook Twitter Instagram

    Hak Cipta © 2023
    PONDOK PESANTREN MODERN AL-ANWAR
    Jl. KH. Hasyim Asy'ari 41 Kelurahan Ploso 63515
    Pacitan, Jawa Timur

    Ketik kata kunci lalu tekan Enter. Batal? Silakan tekan Esc

    Go to mobile version